radical-humanist

Paradigma humanist radical

Paradigma ini perhatian utamanya adalah untuk membangun radikal change sosiologi dari sudut pandang subjectivist. Pendekatannya mempunyai banyak kesamaan dengan paradigma interpretive (Paradigma interpretive Theorist : pada paradigma ini menggunakan pendekatan sosiologi regulasi dan sudut pandang subjektif. Sosiologi interpretive ini berusaha untuk mengerti dunia seperti apa adanya, untuk memahami pokok sifat dasar dari dunia sosial pada level pengalaman subjektif. Melihat dunia sosial sebagai hasil dari proses sosial yang dibuat oleh individu)

namun paradigma radical, bereferensi pada pandangan terhadap masyarakat yang menekankan mengenai pentingnya menjatuhkan atau melebihkan limit dari pengaturan sosial yang sudah ada.

Apakah yang dimaksud dengan paham humanisme? secara sederhana paham humanis dapat diartikan sebagai suatu sikap yang konsisten dalam membela kelangsungan dan keberadaan hidup manusia agar manusia tidak tenggelam dalam kehancuran atau kebinasaan. Beberapa contoh sikap humanis dalam kehidupan antara lain: (1) memberi makan orang yang kelaparan merupakan suatu sikap yang humanis karena dengan mengkonsumsi makanan manusia memperoleh energi yang berguna untuk beraktifitas. (2) mengobati orang yang terkena penyakit merupakan perbuatan humanis karena dengan kesembuhan dari penyakit manusia bisa kembali berkerja menghidupi dirinya. (3) memberi dan membangunkan tempat tinggal bagi mereka yang tuna wisma merupakan sikap yang humanis karena rumah dapat digunakan untuk melindungi manusia dari hawa dingin dan curah hujan serta perlindungan yang lainnya.

Humanisme dalam memandang obyek (manusia) tidak membedakan manusia sebagai suatu makhluk yang terkotak-kotakkan. Humanisme tidak memandang bangsa, agama, daerah, suku, warna kulit dan sejenisnya. Ia memperlakukan dan berusaha membantu siapa pun itu manusianya. Tidak memandang ia baik atau jahat, kawan atau musuh.

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika individu memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. seseorang dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku individu dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama adalah membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :

1. Proses pemerolehan informasi baru,

2. Personalia informasi ini pada individu.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Salah satu tokoh penting dari Teori Humanistik ini ialah “ Arthur W. Combs “ ( 1912-1999 )

Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. seseorang tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. seseorang tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.

Untuk itu seseorang harus memahami perlaku individu dengan mencoba memahami dunia persepsi individu lain-nya tersebut, sehingga apabila ingin merubah perilakunya, seseorang harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan individu yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak individu membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa seseorang mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si individu untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

TEORI HUMANISTIK
Teori ini menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.

Dalam kaitan itu maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat, terdiri dari tingkatan , kebutuhan keamanan,pengakuan dan aktualisasi diri.


Pengertian Teori

Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Kerangka Berfikir Teori Belajar

Tujuan belajar menurut teori ini adalah memanusiakan manusia artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.Menurut para pendidik aliran ini penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian individu.Tujuan utama pendidik adalah membantu individu mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mewujudkan potensi mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu : proses pemerolehan informasi baru dan personalissi informasi ini pada individu.

Manfaat teori Humanistik

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah seorang individu merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Individu diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.